December 22, 2010
..of you, twinkling..
December 9, 2010
Catatan kecil untuk M #2
*lyric taken from Panda Bear- Owl City
November 30, 2010
Catatan kecil untuk M
November 22, 2010
Wing-less
November 21, 2010
on Long Distance
*teruntuk alfaromeo nun jauh disana. Maaf untuk semua kacau galau hati, ini hanya sepi yang membunuh diri*
Oh well..
Mungkin lagi lagi cuma jarak yang harus diruntuki
Dan langit malam yang mengelabu
Entah disana bagaimana pagimu
Dan udara yang menebal rindu
Entah disana bagaimana hatimu
Oh well..
Mungkin lagi lagi cuma waktu yang harus dirajami
Dan bayang yang mengabur perih
Entah disana bagaimana mimpi
Dan derai yang mengganggu janji
Entah disana bagaimana diri
Mungkin hanya aku, yang ngelangut pada sepi..
Oh well..
*saat malam begitu menyesakkan dan kau terlalu jauh untuk digapai. Oh well...*
November 9, 2010
Note on November
October 27, 2010
Mungkin?
Atau kau lelah mencoba?
Dan mungkin, bicara saja
Atau kau takut tak didengar?
Dan mungkin, kini,
Kau tak perlu merasa
Kau harus mati dulu
Agar kau tahu betapa
berharganya hadirmu
Mungkin?
Jika
October 15, 2010
My personal Shamata
October 11, 2010
A Favor
Wait!
menunggu itu sakit.
Menunggu itu membunuh detak di dinding
dan melawan sakit yang menggerogoti ototmu
menunggu itu menahan nyeri di dada
dan linu yang entah kenapa tak jemu jemu menusuk
Menunggu itu penat yang menggores tiap kali kau menghela udara
Menunggu itu dera yang bergema bersama riuh di sekitar pulau pesakitanmu
sementara kau, terlunglai, sendiri
sementara kau, terbengkalai, sendiri
sementara kau, menunggu...
Tunggu!
September 30, 2010
Puisi Pagi
September 20, 2010
A note on rainy day : home
September 17, 2010
Once upon a night...
September 15, 2010
Surrender
Ia : Ibunda
..nothing lasts forever..
September 7, 2010
Solid
September 6, 2010
me chicken
The Spinning Wheel
September 3, 2010
The answer [for the question I asked last night]
September 1, 2010
If I die tonight
August 30, 2010
There, there...
August 27, 2010
Twinkle Twinkle Little Star on Violin
Sulur rasa yang berkelindan, mencoba meraih bintang kecil
Mengalun nada dari dawai biola
Menjelujur, bertumbuh dan mekar
Lihat di tiap pucuknya ada kerling sinar
Lihat lebih jeli, akan kau temukan sejuta memori
Menitik gerimis, ada melodi lagu tentang tawa-tangis-peluh-ego-kasih yang mengalir
Hangat membuat sejuta sedih mencair Mengalun, mengerlip..
Lihat, sang rembulanpun berkedip!
Menelusup lewat sela jendela kamar
Menumpang senyap sang bayu, beresonansi ke langit utara
Dan menghangatkan udara lewat dekap
selaksa makna dan lembut hati dan rasa menyuara…
Kerlip..kerlip bintang..
Simplicity
Sentuhan hangat kala dingin dunia memunggungiku,
Sesederhana itu..
Sesuap harapan untuk jiwa yang dibuat kerontang kala realita kian kemarau
Sesederhana itu..
Meraih tanganku dan merengkuh rapuh
Menyentuh intiku pada satu pinta : mari mengangkasa bersama
Sesederhana itu..
Ada kala hampa,
Diam disana, mendengarkan
Diam disana, menghangatkan
Diam disana, menguatkan..
Diam disana, mengajakku berdoa..
Diam, dan aku yang menyelam ke birumu
[karena di tenang danau matamu, damai terdefinisi jadi satu simfoni]
Kau : sesederhana itu
August 16, 2010
On Our Way Home
whilst I go on...
August 13, 2010
Pohon
August 4, 2010
Poem in You
July 28, 2010
Waiting
periodik
July 26, 2010
Welcome home
July 20, 2010
Afternoon rain
Lesson learned : lari
June 30, 2010
Home
ditengah kepul asap dan abu
aku takut,
tersesat?
atau takut
bahwa rumah adalah cermin sempurna
dan pada bayangan aku melihat belati
membunuh diri...
Bisakah?
menemukan jalan pulang
ditengah puing
dan rasa rindu yang tak tertawar..
Pulang?
run
jauh ketepi cakrawala
aku hanya ingin menemukan kaca
tempat dulu kita bercermin
dan terpantul sempurna
karena kini kalbuku memburam
dan bercak hitam itu, ia tak mau hilang
[atau aku yang terlalu taku menghapus noda?]
ah tak lagi bisa kuberkaca
jadi ingin hilang saja..
berlari ketepi cakrawala..
sembunyi sebentar saja
hingga nanti bisa berkaca..
ah lelah, dimana cakrawala?
atau sembunyi di lelap malam
sambil memimpikan hilang
sebentar saja,
di cakrawala..
unravel
seperti rahasia yang tak bisa dibagi..
aku.
Terdiam di sunyi :
adakah aku masih akan dicinta
dan direngkuh seperti dulu?
Adakah wangi pisang goreng sore
dan hangat pelukan akan tetap tertanam?
Disini gulita
dan aku mengigau dalam tidur
menikam pisau pada ia yang tak pernah ada
(atau nanti kita berpurapura bahwa ada jadi tiada?)
menangis tersedu,
menggapai tangan lembut
ah jauh sekali...jauh sekali..
tak tersentuh, tak teraba
hanya terlihat gemerlap, samar samar dunia kristal kaca
sempurna..
pakai saja topengnya,
biar tak terlihat semua air mata
tak ada nyali juga, bukan?
hanya sanggup bersuara
tapi,
tak berani menatap mata
karena diteduh lautnya,
airmataku kebas
akankah aku masih
salah satu bintang di langit cerah?
ah..
maaf..
maaf ini tak pernah ada
maaf..
dusta terlalu kelam, tapi kadang malam menyembunyikan
seperti racauan pengecut yang sembunyi pada selimut tua jarak
dan topeng kaca yang rapuh, menanti dipecahkan
dan noda gelap menyelimuti
aku: rahasia yang tak bisa dibagi
May 30, 2010
Gutte nacht, Schatze..
Kita baik baik saja,
dan kau harus melepas penat,
Menuliskan mimpi dan menggantungkannya pada balon udara
dan bintang yang terajut sempurna di cakrawala
ada bulan yang tersenyum, ssst!
maka pejamkan mata dan berdoa, memohonlah,
semua akan baik baik saja,
kita masih lelap dipayungi langit yang sama..
Jangan takut, jangan khawatir
semua mimpi buruk pasti berakhir
buka saja kelopakmatamu, dan raih tangaku
ssst... aku ada kapanpun
aku ada di tiap detak nadimu
aku ada di dengkurmu,
aku ada di keluhmu
aku ada di sakitmu
aku merasakanmu...
Jadi rebah saja
sayap lelah, dan hati yang butuh istirah
kelopak matamu memberat, ayo, rebah saja, cinta..
Lelap, lelap yang nyenyak pada sang malam
Lelap, jangan takut pada kelam..
Lelaplah, mari kita memburam...
Ada
yang menyiulkan nada hingga penuh relungku
dengan naik turun nada dan harmoni
menuliskan aksara yang menjalin puisi
alangkah hidup!
lagi lagi hadirmu candu
yang kureguk hingga aku tersedak pada euforia
yang kujilat bahagia hingga tandas titik terakhir
yang kuhirup hingga sesak dada ini dengan bahagia
yang menyalakan api di tungku hatiku
membakar hati lamat lamat hingga dingin duka mencair
...
lagi lagi aku memanggil pada semu
padamu dan bayangmu
pada jejak wangimu
pada tiap bukti ada mu,
pada bingkai yang membisu..
ah lagi lagi hadirmu kurindu,
dan tak pernah berhenti kurindu...
lagi lagi akupun akan selalu tahu
senyap sunyi tanpa candumu itu semu
dan kubunuh hari satu satu
lalu kupelukmu, erat...
dan lagi lagi ada mu, ada ku...
April 6, 2010
Morning Rain - Fragment
lihat sang gadis kecil mengganti pusat semestanya!
tapi ia berhenti menangis, bukan?
dan ia mulai menenun berjuta cahaya pada lagu,
dan bernyanyi walau gerimis..
Lihat sang gadis kecil kala ia bukan lagi berevolusi pada dirinya
membagi hati, mengirisnya pelan dan menorehkan sayap separuhnya
atau itu bayang sempurna narcissus yang bercermin pada tirta?
Lihat sang gadis kecil, ah ia masih saja tak bisa berhenti berandai dan membaca pertanda..
Tapi kini ia tak sendiri, menapak mimpi seiring melihat, meski kadang menanti cemas..
Ia mengaitkan gravitasi dunianya, pada satu sosok yang datang dengan sederhana..
Ia menyulurkan nadinya, pada satu sosok yang tak membolehkan mimpinya dirampas...
Lihat sang gadis kecil jadi melankoli, saat hujan pagi..
Being Tired..
April 3, 2010
I dream of..
Aku letih. Bawa aku pergi.
Ayo, kita pulang. Di satu relung dimana kita bangun bersampingan pada kecup surya lalu berjalan pada riuh siang hingga menemukan titik untuk melihat senja sembari menyeruput teh hangat dan bersendau lalu pada malam kita berdansa hingga lelah memaksa kita bermimpi dan terlelap...
Rain
Can't smile without you
Dan kau yang menyinari tanpa berhenti. Dan kau yang ada tanpa bertanya. Dan kau yang merasa...
Ah kau, yang membuat pilu saat jarak harus direka..
Ah kau, yang masih saja membangkitkan bahagia di tiap nada, jauh dari sana...
January 15, 2010
For Thee who put meaning to words
yang memberikan lagi makna pada kata yang tadinya hampa
yang menyalakan lagi pendar aksara yang tadinya menolak dieja
yang meletakkan pena kembali di genggaman,
mengisinya dengan rintik hujan dan warna awan
dan rima yang hinggap dari udara
Untuknya,
yang berpeluh menembus semak berduri tajam
dan tergores luka, dan mengecap sakit tapi tetap berjalan
yang tertatih pelan di senyap kelam
dan airmata yang tak tertunjukkan
Untuknya,
yang menggoreskan lembut sinar bulan
di luas gelap cakrawala dingin yang mendamba
menyelimuti ragu, bimbang dan semua ketakutan
di ramainya keluh jiwa yang merindu sunyata
Untuknya yang mengajarkan ada laku yang menjadi makna kata
yang mengajarkan bahwa rasa selalu datang dengan peluh dan airmata
yang mengajarkan bahwa rasa juga selalu datang dengan hangat di jiwa
yang berbagi sayap untuk mengangkasa
Untuknya,
yang ada, dan memaknai ada lebih dari sekedar kata.
Terimakasih...