My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://balonwarnawarni.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

November 25, 2011

The two cents

Thoughts, thoughts, ticking thoughts

Flying thoughts,
Flashing thoughts...

..of hopes,of dreams, everlasting dreams
..of living reality and anything in between

At the beginning, these shapeless thoughts
just like smoke , transparent and soft
vanishing into the air, oh they are not!
But diffuse and gather , into oh clouds of thoughts

When you thought that these clouds
would just wind away, left you untouched
nah nah, no they wouldn't.
They hide and lurk, and suddenly, POP!

Hidden thoughts,
Unveiled thoughts..
Of the taste of all the chocolate in the box
Of the forbidden and what's-not..

Wandering through
scatter and gather, everything's old and new
As if these thoughts are independents
they crawls and dig holes to your head, just like rodents
Ah thoughts,

Hold still...
The monster in me, if you will
memories, hope, fears and everything that kills
then reminds me, of what is real

Ticking thoughts,
tickling thoughts

Revolving with time
erasing,creating
dissecting, 
rejecting, accepting
Ah thoughts - what a romantic fool I am
To somehow claim that you're all mine

November 22, 2011

Rethorical

Katakan,ngilu
apakah kau sungguh bercokol di
hatiku?

atau sekedar bayang bayang hantu
yang kuciptakan sediri saat ragu?

Katakan,rindu
apakah aku bisa percaya padamu

untuk menusuk semua takhayul
yang kukarang sendiri- tepat di ulu
lalu hilang semua takutku

Katakan, biru
karena enggan aku selalu sendu
sementara ia tak berhenti sabar
menunggu

ah atau mungkin aku
yang terlalu ngelangut tapi lupa pada harap yang dirumut.

Jadi kali ini,
rindu,bantu aku
mengusir biru sendu
dan ngilu kelu.

Blackout

Tadi malam
Lampu gas dan neon warna warni meranggas

memburai memuntahkan cahya
hingga berguguran jadi buram

"akhirnya mereka meninggalkan malam pada yang empunya", kata rembulan pada kerlip bintang.

dan mungkin sekali lagi,anak anak kecil itu akan berlarian mencari kunang kunang yang tak malu lagi sembunyi. Atau itu redup lamat cahaya yang menari di lampu teplok tua? Setua redup api lilin, yang kali ini bisa bercumbu lama dengan si sumbu. Dan sebuah tembang lama mengalun dari mulutnya:

Yo prokonco dolanan neng njobo..
Padang mbulan, padange koyo rino

Rembulane e.. siang ngawe-awe
Ngilingke ojo podho turu sore..

November 19, 2011

Jakarta

Dan malam jakarta:
Kepenuhan cahaya
Lampu gas dan neon panas
Bersolek sambil was was
Menggusur bintang bulan ke sudut desa

Tiada sunyi, malam Jakarta
Desah berisik geram riuh,petaka?
Menyembunyikan tarikan nafas teratur dibaliknya

Ah Jakarta, masih saja
Orang orang tak jera,
Orang orang tak sirna
Orang orang tak tahu lagi beda
Antara gengsi dan aksi bunuh diri
Antara metamorfosa dan pura pura

Malam Jakarta masih saja menjanda
Tak puas dengan nektar para pecinta
(ah bukan sudah tandas diserap inti sari mereka?)

Ah Jakarta

Selalu takut aku
Menitipkan sebentuk rindu
Dalam resah degup malammu

November 18, 2011

Explorers

Tak tinggal di awang-awang,
melainkan bumi,

Kita telah terbang,
mengarungi tata surya dan inti bintang
Sayap merentang
dan telah kita rasakan semua gemilang

Tapi untuk berjalan di bumi adalah tantangan:

membuat sarang
mencari tenang
menunggu terang
dan cerita yang direntang

ah kita,
tak tinggal di awang-awang
tapi mengarungi bumi:

tempat peluh dan karya menjejak
bermimpi, bernyanyi, berteriak sampai serak!
terkadang ada, ragu dan takut terisak
tapi tetap tak takut, bergandeng kita, menapak

dan suatu hari, suatu hari, kesayanganku..
suatu hari, pada mimpi yang ternyata nyata
semua akan melihat:
kita jelajahi sudut terkecil
puncak tertinggi
salju pertama

dan semoga, nantinya, kesayanganku,
pada satu yang kita selalu percaya:
ikatan kita. 
Pada hidup. 
Nyata.

November 11, 2011

Scatterbrain

Jangan salahkan aku
Kalau akhir-akhir ini,
kata kata dan puisi
acak menyapaku

Bukan tiada lagi kerahku
untuk menggemakan rindu:

Tapi hati ini sudah cukup syahdu
dan penuh tergenapi dengan adamu

Tanpa merasa perlu mengais rima
Dan memaksa inspirasi hinggap di jiwa

Ini kita pada nyata, dan aku tak mencoba merayu
Jadi kurasa, tiada guna mengais bait yang mendayu

Karena aku sudah cukup haru biru
Mensyukuri tiap milisekon adamu

Dan tiap tatapku pada hidup
Aku menemukanmu,
Mendapatimu
Dimana saja.
Di relung cahaya,
Di imaji sore senja,
Bahkan
Di tiap acak impulse yang dituangkan takdir padaku

Kamu terbias
Bukan hanya pada kata dan irama
Tapi pada laku,arti dan makna

November 8, 2011

random#6

Biar saja ini sunyi
merintik di hujan yang mendenting
Biar saja ini bunyi
Yang bersliweran di kepala yang pening

Ah semua bising!

Biar saja puisi pecah jadi kata terserak
Dan jeda mengkerut pada sesak

Ah semua jarak!

Dan saat ku pulang
(di pelukmu tempat kumengadu)
:
Terseka lelah, biar hilang
Dan hingar bingar teggelam
kelamku mengabur pada terang