My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://balonwarnawarni.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

September 25, 2008

.....

aku menemukan lelakiku di satu ujung senja
saat angin berayun pada pucuk cemara dan wangi laut merona
dan kami bercerita tentang rumput, rimbun, gemericik dan nada
[tapi terlalu takut untuk bicara tentang jiwa]

aku menemukan lelakiku diantara sebaran kertas
dan kedip laptop dan dentam irama kemalaman
sambil menghitung rasi di kisi kisi hati yang retas
ah, ia merengkuh kepalaku ke hangat bahunya
[katakan, bolehkah kuraba sinar matamu?]

aku menemukan lelaiku semalam, diantara kerling lampu
dan temaramnya ciuman, dan aksara yang jadi pelukan
kala naluri adalah nisbi - dan kita takluk pada janji janji
atau saling mereka mimpi, dan enyahkan kenyataan...
[inginnya mencuri waktu...duapuluh menit saja untuk lagi, merengkuhmu...]

aku menemukan lelakiku....

September 18, 2008

[searching]

Dimana kamu?

memudar.
bareng bayang bayang cat komidi putar tua yang kelamaan
cuma memandang mendung saat kamu bilang disana hujan
tapi tak pasti - mungkin tak pulang hari ini

kosong tak tentu
ungu biru yang pelan pelan hilang
atau disangkal, tak tahu apa itu ada pada rasa yang jalang
dimana kamu, jangan bikin penasaran!

Ah mereka bilang aku berubah
jadi cengeng seperti nostalgi
atau hanya mencari sepercik emosi di lembar lembar lapuk
dan mungkin nyeri ini sedikit terperi

kalau saja tahu.

Dimana kamu?


Akhir akhir ini

kamu yang sembunyi di bayang tak bertepi
dan tak mau tahu -
menurutmu remang remang itu lucu

ah, apapun itu
mungkin selucu gelap
kelambu yang menyembunyikan
kita yang mencuri curi ciuman di taksi tadi malam
dan diam diam pegangan tangan
dan seperti baru dimabuk cinta saja
padahal kau bilang persetan dengan cinta!


Psst, sudahlah
kadang lelah sembunyi sembunyian di labirin
toh kenapa juga...
malas aku mencurimu darinya
kar'na toh kau bukan cahaya
dan aku hanya mencari teduh semata

Mereka bilang aku mungkin mencari lentera
tapi kita cukup puas mengendap endap di lorong gelap
(dan bercumbu dengan rahasia - atau mungkin
mencuri satu, dua kecup lagi)


[ah.lihat kita yang saling membenci lalu kembali lagi untuk menguraikan tanda tanya tak terbaca dan kangen yang aneh pada hangat nisbi ketika kau disisi]