My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://balonwarnawarni.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

August 30, 2010

There, there...

sudah sudah..
biar kudekapkan teduhku, agar kau tenang
biar kuendapkan amarahmu, agar kau tak bimbang
biar kuredakan badaimu, agar semestamu riang
biar kubekap sejenak ruangmu, agar ramai cacimaki dunia terhenti
dan yang perlu kau dengar hanya alunan suara nurani

sudah sudah..
carut marut dunia luar sana biar jadi aksara yang mereka eja
apa daya , kita pun masih tertatih terbang, menguatkan dan berjuang
jadi biar saja dunia meracau sepi, kali ini mari benahi sayap kita sendiri..
karena luluh seribu topeng kala mata kita bertemu pada niskala

Sudah sudah..
Ingat kini: kau tak sendiri



untuknya,yang selalu bisa meredam semua amarah :)



August 27, 2010

Twinkle Twinkle Little Star on Violin

Sulur rasa yang berkelindan, mencoba meraih bintang kecil

Mengalun nada dari dawai biola

Menjelujur, bertumbuh dan mekar

Lihat di tiap pucuknya ada kerling sinar

Lihat lebih jeli, akan kau temukan sejuta memori

Menitik gerimis, ada melodi lagu tentang tawa-tangis-peluh-ego-kasih yang mengalir

Hangat membuat sejuta sedih mencair Mengalun, mengerlip..

Lihat, sang rembulanpun berkedip!

Menelusup lewat sela jendela kamar

Menumpang senyap sang bayu, beresonansi ke langit utara

Dan menghangatkan udara lewat dekap

selaksa makna dan lembut hati dan rasa menyuara…



Kerlip..kerlip bintang..


Simplicity

Sentuhan hangat kala dingin dunia memunggungiku,

Sesederhana itu..

Sesuap harapan untuk jiwa yang dibuat kerontang kala realita kian kemarau

Sesederhana itu..


Meraih tanganku dan merengkuh rapuh

Menyentuh intiku pada satu pinta : mari mengangkasa bersama

Sesederhana itu..


Ada kala hampa,

Diam disana, mendengarkan

Diam disana, menghangatkan

Diam disana, menguatkan..

Diam disana, mengajakku berdoa..

Diam, dan aku yang menyelam ke birumu

[karena di tenang danau matamu, damai terdefinisi jadi satu simfoni]


Kau : sesederhana itu


August 16, 2010

On Our Way Home

dan jembatan terbakar dibelakang sana, masa lalu yang terserak

kau berhenti sejenak..
menghapus airmata dan pedih kepul asap
berdoa agar perih dan luka cepat terserap
berganti pucuk hijau baru, jadi ia bahagia..

dan kau yang kehilangan satu sayap dibelakang sana

adakah kau kini mengusap tinta senyum menutupi sedih amarah luka dibaliknya?
adakah malammu gusar oleh bayang hantu sesal?
adakah rapuh hatimu tercungkil satu satu?

lihat aku yang akan selalu menghampiri tepekurmu..

biar kubasuh bilur perihmu dengan asa yang tersisa hati
yang walau kecil tapi tak pernah berhenti mencintai
dan kemarilah, biar pundak ini menggamit pundakmu
dan letakkan sebagian beban sedih pedihmu di bahu ringkihku
ia ringkih tapi setia menemani, bersama menahan berat semestamu yang membiru..

tak perlu katakata untuk tahu rasa yang ada
dekap, dan mari tenggelam pada hangat yang suatu hari mungkin berubah jadi nyala

nyala yang menyembuhkan,
nyala yang membebaskan..
nyala kala ada nanti kau meminta..

maka untuk saat ini,
izinkan aku mengaitkan jalinanku

dan dengan dua separuh , kita mengutuh...
dan dengan izinNya kita mencoba mengepak
mengatasi takut sesal dera resah risau berdetak..
mengatasi kepul kabut dan menunjuk bintang kita -
menemukan jalan pulang di tiap sejuk oase pandangan mata..

izinkan aku menggenggam hatimu hati hati
izinkan aku belajar menjadi sparuh pasang sayapmu..
izinkan aku mencinta..

whilst I go on...

..Dan saat aku inginkan ini untuk jadi cerita peri,

maafkan aku untuk tibatiba gerimis pada melankoli
karena di denting sayap harap, kita tersadar dibelakang ada luka
ia menganga menunggu menikam senja...

ah andai saja kau tahu,
tiap malam kuterbangkan satu gugus bangau kertas dan doa
agar semua jiwa yang tersakiti kembali bersemi
dan waktu jadi ramah lagi pada kita, tak merisau ia
dan gurat pekat sakit tertutupi bahagia, nantinya
semoga tertemukan, belahan jiwa..

aku merapal tak henti,
aku mengharap tak henti
aku hujan tak henti..

hanya ingin ia melihat,
lembarnya juga cerita peri
dan diujung sana, ada pelangi..



*siang ini, entah mengapa, ceritaluka membuatku tertegun diam.

August 13, 2010

Pohon

“Aku tak ingin melihatmu menangis…”

dan kata seperti biasa tak terucap tapi terjelma
kau merengkuh sulur jiwa, pelan dan hati hati
ah, bukankah ia dulu terinjak tercampak luka
Hangus habis terbakar kelam masa dulu
Hingga ke akarnya, diam malu malu sembunyi
Adakah sulur menjangkau pusat semesta lagi?

Tapi bagimu akan selalu ada benih kehijauan di tiap gersang hati yang patah arang
Dan dengan sabar kau tuangkan hatimu

[walau kita sama sama tahu kau terluka lebih dalam daripadaku]

menyiramiku dengan sentuhan tulus dan lembut doa malam hari
membasuh kelamku, menggantinya dengan kunangkunang di ujung jemari
dan selalu dapat kudengar samar kau bernyanyi..

"bertumbuhlah..
tersenyumlah..”

“kuletakkan kubah kaca agar pucuk daun pertamamu terlindung dari air mata
kusematkan hangat di putik awalmu, agar bersemi lembaran baru
maka bertumbuhlah,
hujamkan akarmu di bumiku
bertumbuhlah hingga ujung sulurmu mencapai pusat semesta..
dan akan kau lihat, sebulir bintang baru bertumbuh darimu..”



Because love nurtures…

August 4, 2010

Poem in You

Kau dan semua ringkih sayap separuhmu..
[yang selalu kau bilang, tersempurnakan dengan sayap separuhku]
kau dan semua keajaiban di oase jernih matamu..

kau..

..A not so very ordinary lad or name...
But who's to blame?..

Kita yang sedari malam berdongeng,
dan menggores jejak, menapak bima sakti dalam binar
mengumpulkan bintang di kantong impian
lalu menggantungnya di langit langit kamar

[siapa lagi, bila bukan kau,
yang bisa membiaskan bayangan lentera menjadi epik cahaya
dan hangat tak terdefinisi dari rembulan?]

tak perlu alasan alasan untuk tinggal,
karena di binar matamu aku menyempurnakan diriku
dan takkan pernah ada setitikpun sesal
karena di dekap lembut kita berbisik dan terpaku
di halaman tentang hidup, dan hari esok
dan jemari terpaut, dan jalan berkelok
jangan khawatir, katamu, dan mengecup keningku

[kau yang masih saja bersabar memeluk merekatkan keping keping puing hancurku
menjadi kolase kaca yang kau jaga sempurna]

Ah, kau yang adalah puisi..
tempat aksaraku menyatu menjalin rima
dan pada dirimu, menemukan maknanya..
Ah, kau..

..A not so very ordinary lad or name...
But who's to blame?...



teruntuk : AlfaRomeo :)