My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://balonwarnawarni.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

August 3, 2008

Spare me..

Aku melihatnya di satu hari hujan. Bibir yang membiru, mengerucut entah memaki apa, dan jemari gemeletuk kedinginan. Aku berpikir, bisa saja itu aku. Ia tak memohon belas kasihan, hanya menjual koran. kaos yang kumal dan rambut yang basah. Aku menggumam, mungkin saja itu aku. Ia tak terlihat menyayat, hanya satu pandangan mata tajam pada rintik. Dan berita kecelakaan dan perkosaan yang ia baca di headline koran sore itu. Dengan terbalik. Aku menyapanya, bertanya mengapa ia membaca terbalik. Ia menyembunyikan mata tajamnya dibalik sedekap siku. Aku tahu ia jadi malu malu. Aku bertanya, ia kelas berapa. Kelas dua,Aku merasa, bisa saja ia aku. Aku tersenyum dan membeli koran sorenya yang kutahu takkan kubaca. Ah, ia menoleh - lihat sini! ah ia tersenyum - atau, mungkin saja itu aku, tersenyum pada diri sendiri?

Dari pemburu fajar (dan senja) :

kau bertanya:
adakah aku?

Kepala ini pening, seakan seribu peri mendesing
seperti membaca horoskop di koran pagi :
hari ini tak akan ada tawa, hanya sunyi dalam bising
dan mungkin joker yang menikam diri

tak bisa, kuukur jarak demi kamu
tak peduli seberapa inginnya aku

menggali lagi jejak yang sudah kaku
ini aku, memburu fajar dan senja
tak peduli apa aku akan menemukanmu disitu
atau tidak : toh kau nisbi pada rasa tak bernama
(dan aku tak peduli pada luka, toh kita sama sama dewasa)

Dan kala aku tak tahu lagi beda kangen dan cinta,
akankah kau, menghukumku
untuk sekedar ingin tahu kabarmu?

Dan kau masih akan selalu tertidur di pundakku
lalu aku mengecup keningmu, pelan,
dan lenyap di damai mu,

Lalu jadi jengah,
atau itu hanya surya yang menarikku ke angkasa..
jauh. Dan sapamu jadi titik nadir yang bias
menuap di satu jenuh

Dan kala aku tak tahu lagi definisi rasa
akankah kau membenciku,
karena ingin tahu kabarmu?