My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://balonwarnawarni.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

June 14, 2012

April 28, 2012

Je sais que tu sais...

Tahukah kau,
tiap tarikan senyumanmu
tergores sayu penuh tulus

Bagiku,
adalah percik pelangi
yang muncul menenangkan hari

Tahukah kau,
tiap sentuh jemarimu
sedetik saja, menelusuriku

Bagiku,
adalah jutaan joule energi
yang sontak menyentak megaliri

Tahukah kau,
tiap rangkai aksara dari bibirmu,
tiap lirih suara dan gelak tawa

Bagiku,
adalah harmoni orkestrasi hati
yang demi mendengarnya, aku rela meniti sepi

Ah,
Tahukah kau,

Bagiku:
Kau penggerak semestaku.

Aku tahu,
Kau tahu..

April 23, 2012

Melancholic Ramble

Kurasa aku akan rindu,
Pada hangat genggam tangan kita yang padu

Kurasa aku akan rindu,
Pada peluk lebar yang menggerus pilu

Kurasa aku akan rindu,
Walau hanya sebentar saja kau pergi
Kurasa aku akan sedikit ngilu
Walau hanya sesaat saja tiada kau disini

Kurasa aku akan rindu,
Kurasa aku akan menunggu
Berharap hari cepat berlalu
Melawan semua kelu
Mengusir mimpi buruk semu

(Ya, aku tahu kau bilang kau hanya pergi sebentar saja,
Tapi tetap saja sepi, dan hari tak akan pernah sama)

Kurasa, aku akan rindu
dan meredam kangen menggebu

Untuk nanti merasakan lagi,
Saat dimana jemari terkait bertemu
Saat dimana resah melebur jadi haru
Saat dimana kau dan aku,

Pulang,

Ah, kurasa, aku akan rindu
(Setengah mati.)

March 2, 2012

Serangkaian Tunggu

Serangkaian tungguku
Mewujud rima yang membatu
dan puisi yang jadi kelu

Serangkaian tungguku
Merintik pada gerimis merdu
sementara aku merapat pada hangat api di tungku

Serangkaian tungguku,
Seringkali membuat menggebu
Menggerbrak tak sabar, dan terburuburu

Pada serangkaian tunggu,
aku,
Meranggas pada masa
Dan akhirnya hanya bisa pasrah pada sunyata

Pada serangkaian tunggu:

Kurajut satusatu harap yang dulu luruh
Kupinjam doa yang dulu sembunyi takut
Kutelusuri satusatu kelindan yang kusut

Demi satu. 
[Janji yang terwujud pada nanti]
Dan saat itu:
Serangkaian tungguku
yang mengharu biru
akan melebur pada pelukmu


Selamat Pulang, M :)

February 27, 2012

I grew tired,
of fighting with myself
.

I'm exhausted

Maybe,
You can save me?

February 23, 2012

The regulars (of Irregularity)

Aku sudah terbiasa
Dengan setangkup roti di awal hari
sembari kau menyapa, selamat pagi..

Aku sudah terbiasa
Membagi siangku denganmu
bersendau, berkeluh, dan mendengar suaramu

Aku sudah terbiasa
Dengan rentang pelukmu yang menyambut 
Hangat dimana semua lelahku akan melarut..

Ah, aku sudah terbiasa,
Dengan caramu menarik senyum,
yang selalu menular

Dengan wangimu
yang memenuhi relung

Dengan dekapmu,
Ketika aku tak yakin akan semua
dan kau yang berkata,
"kita akan baik-baik saja"

Aku telah terbiasa,
pada semua tentangmu,
dan sangat terbiasa,
pada hal-hal indah
yang sama sekali bukan 
hal yang biasa-biasa saja.




M, lagi lagi rindu menguasai, hari ini. Aku terlalu terbiasa dengan adamu. Hati-hati di jalan, Cepat pulang dengan selamat ya :)

February 21, 2012

(How it feels to be) on your shoes..

Oh, I'd love to be you,

Terdengar sebuah keluh, 
ketika sepasang sepatu flat ungu
Baru diletakkan di rak sepatu
Setelah dipakai sehari penuh oleh gadis bermata sendu

Mengapa begitu?

Tanya si sepatu ungu
Setelah ia tahu 
Yang berkomentar adalah 
si cantik Stiletto mahal keluaran terbaru 

Aku bosan di rak seharian,
hanya jika pesta aku dikeluarkan
sehabis itupun si gadis selalu mengernyit kesakitan
Ah, apa gunaku jika hanya untuk pajangan?

Ah, miss Stiletto merah menyala
Ternyata ingin berguna dan melanglang buana
Bukan hanya ke sekedar club, resto dan tempat pesta
Ternyata tak hanya ingin jadi cantik saja,
Ia ingin jadi lebih berguna

Cih, tak tahu bersyukur kau!
Sudah bagus kau cantik begitu
Tak perlu sedikitpun kena tanah, lumpur debu
Belum tahu kau, betapa ganas dunia untuk sebuah sepatu
Terpapar kotoran, menahan kerikil dan menapak batu

Suara hardikan terdengar,
dari sepasang sepatu steel toe berkulit kasar
ini dia, si safety boot yang bersuara gahar
Mencemoh (dan diam-diam iri) pada stiletto anggun yang selalu bersih bersinar

Si sepatu flat ungu, yang mulai mengusam
hanya bisa tersenyum masam,
melihat ke bahan suede ungunya yang mulai buram 
(serta sol alasnya yang menipis, ah ia mulai geram)
menangisi kerapuhannya diam-diam

Ah, Andai saja, 
pikir si sepatu flat ungu yang murung
aku sekuat si sepatu steal toe,
dengan semua lapis pelindung
Tak akan lagi aku mengaduh saat tersandung 

Waktu Untuk Merindu : Bukan puisi


Banyak waktu yang kita punya, dan telah kita lalui
Dalam setiap helaan nafas kita
Sejak terbangun dari lelap, dan kembali ke peraduan

Banyak rindu yang kita hela di setiap nafas hidup ini
Entah itu pada sahabat, orang tua,
sebuah tempat penuh kenangan
atau bahkan kekasih tercinta

Nikmatilah waktu,
Rasailah rindu

Manfaatkan waktu,
Sesekali untuk mengungkapkan rindu.



Diatas bukanlah puisi saya, melainkan cuplikan dari buku 'Waktu untuk merindu'. Ini adalah kumpulan prosa pendek dari NBC Balikpapan yang bisa didapatkan di nulisbuku.com., dimana saya termasuk salah satu penulisnya. Salah satu karya saya di buku ini adalah bentuk prosa dari puisi di blog ini yang berjudul 'The Death of Sleeping Beauty'. Selamat menikmati!

Tabik!

ps: buku ini adalah salah satu hadiah ulang tahun saya untuk diri saya sendiri, dan untuk dearest M, yang membuat 13 Februari kemarin menjadi hari yang penuh kejutan bahagia dan tawa. Yes, I am old(er) now, and I am grateful for every second I live.  :)