My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://balonwarnawarni.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

March 10, 2008

On Pennies from Heaven

Baruna mencintai Seruni. Walau itu berarti tersakiti. Walau itu berarti ia menjadi orang paling pandir se jagad raya. Walau itu berarti dimaki. Baruna ingin mendengar suara seruni, sedetik saja. Walau nanti telinganya berdarah darah lagi




Kalau mencintai berarti tersakiti..
biarkan aku membunuh diri
hingga tumpul semua rasa
dan hilang raga
tinggal jiwa - yang termanggu tanpa asa, hanya cinta.

Kalau mencintai berarti kau maki
biarkan aku merendah diri,
sini, kemarikan pisaumu!
bisa kusayat sendiri nadi
jika merahnya bisa
tetesi indah bibirmu yang mekar dalam senyum

Biar denting gitar jadi memekakan telinga
dan lagu lagu cinta menua
sajak jadi klise dan gombal
sampai pekak dan muak!

Tapi jangan berhenti, please, jangan berhenti bernyanyi
Ditengah keliaran kalajengking kalajengking maya
dan alarm meja serta berisik lalu lintas pagi
biar kutemukan kamu...

walau itu berarti ada lagi seribu kalau dan jika
tapi jangan berhenti, please, jangan berhenti menyanyi
biar kutelusuri melodi dalam wangi gerimis tadi
Tunjukkan dirimu, garami luka ini biar pedih tak berperi....
Tunjukkan dirimu, keras dan gaduh, tulikan telinga!
Tunjukkan dirimu, berbisik diam diam dalam senyap hati...

Inginnya, kau tak hilang...








(Selengkapnya, baca pennies from heaven #1)

No comments: