My blog has moved!

You should be automatically redirected in 6 seconds. If not, visit
http://balonwarnawarni.wordpress.com
and update your bookmarks.

expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

February 17, 2011

Dari yang tak berpuisi

Ssssh...
Kemarilah biar kudekap segala ragu
dan kulumerkan segala takut
biar semua menghening ditengah damai
ditengah sunyata tempat kita nyaman tanpa harus menyombong indah rima
tepat dipusat sunyi ketika kita tahu ini lebih dari sekedar untaian puisi
-atau kata yang dicari cari-

Ssssh...
Tenang saja, cinta, tenang saja..
ini perjalanan, bukan perlombaan
dan ini bukan tentang mereka , tapi tentang kita
[duhai gadis, sudah lupakah kau bahwa kini ada aku, kata sang pria
Kau tak pernah sendirian, aku adalah separuh untukmu mengutuh]
Ini tentang airmata yang jatuh di pipi ranum mu
yang kuseka berkali kali
Ini tentang berat beban dipundak ku
yang kau pikul berkali kali

Ssssh...
Diam saja, bersandar saja..
Biar kita ngelangut pada sederhana
sesederhana aku yang hanya tahu mencintaimu.

February 14, 2011

Yes, This is private

Kuncup hijau ini sedikit ingin berkata..

Terima kasih

Untuk ibu bumi tempat aku mengakar tegak,
yang tanpa syarat menutrisi dengan bijak bestari
Untuk Matahari yang menghangatkan, kadang terik memanggang hati
Untuk tirta yang tak henti meneduhkan jiwa
Untuk udara dan semua disekelilingnya
yang mengajariku tentang warna 
semua torehan cat pada dua sisi mata uang hidup :

Merah pada darah yang mengalir dan semua kesakitannya
Merah pada hati yang mencinta dan mendamba
Hijau pada semua iri dan kesengitannya
Hijau pada damai sejuk yang dibawanya
Kuning pada semua yang tak bisa jumawa
Kuning pada secercah asa diantara ragu jiwa
Biru pada semua sedih yang menjadi haru
Biru pada tenang saat bahagia adalah menerima
Hitam pada semua dosa yang mengelam
Hitam pada anggun kuat yang ditempa masa
Putih pada sepi sendiri yang kosong melompong
Putih pada tulus niatan yang diam takterkatakan

Karena saya akhirnya tahu : Pelangi ada karena banyak warna bermakna berbeda

Untuk semua kawan dan lawan yang membuat saya maju perlahan,
Untuk semua luka yang kesakitan yang mengajarkan saya bertahan,
Untuk semua cinta tanpa syarat dan kasih sayang yang membakar nurani hingga sanggup terbang,
Untuk semua energi semesta yang hadir dan membimbing langkah,

Terima kasih. 
Saya bertumbuh 
dan terus bertumbuh.

Gusti Allah yang Maha Kasih,
Terimakasih untuk semua fragmen dalam hidup
Terimakasih untuk semua malaikat yang Kau kirimkan untuk menjaga
Terimakasih untuk mereka yang pernah menjejak
Terimakasih untuk semua pelajarannya, baik itu tawa bahagia maupun pedih luka..
Daun kuncup hijau ini kini mulai menegak berdiri...



Terimakasih tak terkira untuk keluarga, kawan, dan tentunya kamu, M. You all mean the world to me :)

February 7, 2011

Patience, Said M..


Pelan pelan merenda,
katamu, kecupmu
ini seakan sarang laba laba
tiap incinya harus sempurna
direkat dengan cinta
simetris, seperti asa mensejajari doa

Pelan pelan mendendang,
katamu, kecupmu
ini seakan satu prelude orkestra
tiap nada harus diciptakan dengan pikir, bukan cuma rasa
tiap tarikan nafas seniscaya hidup
utuh pada harmoni, seperti semua yang saling melengkapi

pelan pelan melangkah
katamu, kecupmu
ini hanya satu lagi hari yang akan cepat terlewati..

kecupkata..
tiap aksaranya adalah janji yang melumasi osilasi denyutku
ah pada hangatnya!

Sst, tunggu dan lihat saja
Katamu,
Kecupmu



M, terimakasih...