sepi di samudra
amis yang menjambak hati
dan rona yang dicuri hantu malam
diselipkan di tengah dentang detak mesin tak kenal waktu
dan galau yang dipinang waktu,
ah, gigil resah.
sepi di samudra
omelan omelan pelan saja
dan senyum yang redup, hampir mati
sabar yang diregangkan,
dan hati mengais mencari sedikit sunyata...
sepi di samudra
troll laut yang ganas merengut
menculik paksa dari tangan tangan hangat di permukaan...
sepi di samudra....
June 26, 2008
June 20, 2008
Mr. Rainman
Pagi ini hujan lagi.
Aku ingat.
Ia begitu mencintai hujan
Dan wangi tanah basah
dan bisik halus tetes air dari atap beranda
dan abu abu langit yang rahasia
Ia tengadah dan tersenyum
saat yang lain berlari menghindar
Ia menghela udara dan tengadahkan tangannya
mengecap rintik pertama
meraba irama derasnya
Ia tergelak pelan dan mulai berdansa
dan menggandeng tanganku
yang tak sabar ingin menariknya masuk
ke secangkir coklat hangat dan karpet kering
dan percik api di depan perapian
Tapi ia cuma ingin hujan, dan semua yang dibawanya
sambil bercanda,bernyanyi dan berdansa...
kala manusia berteduh dan mengibaskan air dari mantel mereka
melihatnya,
mengutuknya orang gila
Tapi ia cuma suka hujan
dan segala ramai yang dibawanya
ia masih menggandeng tanganku, ditengah rintik
aku malu! lagipula basah....
kutepis tangannya
dan lari ke kerumunan di tepian, terlindungi atap buatan
Atap miliknya adalah langit
Kala awan berbaik hati membagi cinta,
Ia berdansa pada tetes bening tirta
Sampai ia ditelan baur gerimis yang menderas
dan petir mengaburkan suara nyanyiannya
Sampai ia lebur pada tiap serpih rintik dan menyatu di udara...
Dan seiring matari yang muncul
dan orang orang yang mulai lalu lalang...
Mr. Rainman, ia hilang....
Aku ingat.
Ia begitu mencintai hujan
Dan wangi tanah basah
dan bisik halus tetes air dari atap beranda
dan abu abu langit yang rahasia
Ia tengadah dan tersenyum
saat yang lain berlari menghindar
Ia menghela udara dan tengadahkan tangannya
mengecap rintik pertama
meraba irama derasnya
Ia tergelak pelan dan mulai berdansa
dan menggandeng tanganku
yang tak sabar ingin menariknya masuk
ke secangkir coklat hangat dan karpet kering
dan percik api di depan perapian
Tapi ia cuma ingin hujan, dan semua yang dibawanya
sambil bercanda,bernyanyi dan berdansa...
kala manusia berteduh dan mengibaskan air dari mantel mereka
melihatnya,
mengutuknya orang gila
Tapi ia cuma suka hujan
dan segala ramai yang dibawanya
ia masih menggandeng tanganku, ditengah rintik
aku malu! lagipula basah....
kutepis tangannya
dan lari ke kerumunan di tepian, terlindungi atap buatan
Atap miliknya adalah langit
Kala awan berbaik hati membagi cinta,
Ia berdansa pada tetes bening tirta
Sampai ia ditelan baur gerimis yang menderas
dan petir mengaburkan suara nyanyiannya
Sampai ia lebur pada tiap serpih rintik dan menyatu di udara...
Dan seiring matari yang muncul
dan orang orang yang mulai lalu lalang...
Mr. Rainman, ia hilang....
June 19, 2008
Question of the day
Entahlah.
Ini bisu atau ramai yang ditikan hingga berdarah dan mati
Pengecut!
Terlalu takut memilih,
atau hati terbutakan cahaya,
hingga tak lagi bisa bedakan warna
dan melihat dunia?
Entahlah.
Ini bisu atau ramai yang ditikam hingga berdarah dan mati
atau hati tak lagi bersuara?
tenggelam di siang,
lupa pada mimpi mimpi malam
muak sendiri
terlalu takut memilih
atau jiwa tuli, bising siang memekakkan
tak lagi dengar bisik bayu -
hidupmu mau kemana, cah ayu?
Tak terdengar, tak terlihat
Atau tak berani mendengar dan melihat?
Tak terjawab.
Entahlah.
Ini bisu atau ramai yang ditikam hingga berdarah dan mati
Ini bisu atau ramai yang ditikan hingga berdarah dan mati
Pengecut!
Terlalu takut memilih,
atau hati terbutakan cahaya,
hingga tak lagi bisa bedakan warna
dan melihat dunia?
Entahlah.
Ini bisu atau ramai yang ditikam hingga berdarah dan mati
atau hati tak lagi bersuara?
tenggelam di siang,
lupa pada mimpi mimpi malam
muak sendiri
terlalu takut memilih
atau jiwa tuli, bising siang memekakkan
tak lagi dengar bisik bayu -
hidupmu mau kemana, cah ayu?
Tak terdengar, tak terlihat
Atau tak berani mendengar dan melihat?
Tak terjawab.
Entahlah.
Ini bisu atau ramai yang ditikam hingga berdarah dan mati
June 18, 2008
-contemplation-
Di Satu kala
lazuardi merona, ungu jingga dan putih pucat pasi
dan hari bersiap masuk ke lembut selimut malam dan bermimpi
Di satu senja
Kala lelah dan laranya adalah rona
dan mimpi, cinta serta rasa adalah semburat cahaya
Di satu semesta
Matahari dan awan
Kala cahaya berdamai dengan kegelapan
dan menjemput harmoni di satu nisbi
Di satu senja
Ia menemukan Tuhan nya..
lazuardi merona, ungu jingga dan putih pucat pasi
dan hari bersiap masuk ke lembut selimut malam dan bermimpi
Di satu senja
Kala lelah dan laranya adalah rona
dan mimpi, cinta serta rasa adalah semburat cahaya
Di satu semesta
Matahari dan awan
Kala cahaya berdamai dengan kegelapan
dan menjemput harmoni di satu nisbi
Di satu senja
Ia menemukan Tuhan nya..
June 5, 2008
The monday Chronicle
Dua nona kecil
berdandan, mematut diri
memoles sedikit sapu merah di pipi
tertawa terkikik
dibalut rok warna warni
dan sepatu peri
Dua nona kecil
terbang ke negeri pelangi
berlari, kita tak sendiri!
jatuh cinta pada warna yang rasuki nadi
Suatu hari,
Dua nona kecil ingin minum dan menari
hanyut pada musik, tak mau sepi!
nona nona kecil yang bahagia
Dan musik mengalun ribut!
Dentam sedikit membutakan, dan mereka tertawa
dua nona kecil, minum dan menari
Tapi udara jadi diam saat ia lantunkan lagu
dan jantung sekejap berhenti :
Sang penyanyi
membius hati dengan tatap
mencuri hari dengan sedikit senyum
dan rasa jadi ada:
dua nona kecil tersipu
tak punya nyali untuk sedikit saja mencuri pandang lagi
Dan sang penyanyi, sembunyi di satu bayang
menyadarkan dua nona kecil :
Hati masih belum mati
'
berdandan, mematut diri
memoles sedikit sapu merah di pipi
tertawa terkikik
dibalut rok warna warni
dan sepatu peri
Dua nona kecil
terbang ke negeri pelangi
berlari, kita tak sendiri!
jatuh cinta pada warna yang rasuki nadi
Suatu hari,
Dua nona kecil ingin minum dan menari
hanyut pada musik, tak mau sepi!
nona nona kecil yang bahagia
Dan musik mengalun ribut!
Dentam sedikit membutakan, dan mereka tertawa
dua nona kecil, minum dan menari
Tapi udara jadi diam saat ia lantunkan lagu
dan jantung sekejap berhenti :
Sang penyanyi
membius hati dengan tatap
mencuri hari dengan sedikit senyum
dan rasa jadi ada:
dua nona kecil tersipu
tak punya nyali untuk sedikit saja mencuri pandang lagi
Dan sang penyanyi, sembunyi di satu bayang
menyadarkan dua nona kecil :
Hati masih belum mati
'
Subscribe to:
Posts (Atom)