Cerah :
Aku menggambar satu garis di langit
dan mencipta rasi baru untukmu..
Seperti semburat awan yang kulihat dipesawat
atau semburat senyum saat kukembali kepelukan
karena langit kota terlalu hingar untuk kesederhanaan lintang
dan bimasakti ada di imaji malam itu.
Lalu kita tertidur dipelukan satusamalain
kala ninabobo dan hangat kecupan menyelimuti
dan semua sudaah cukup: seperti pulang ke lembut rahim semesta
Pagi kita menggeliat, pada hangat sambil menyambut mentari
yang sinarnya nakal mencuricuri masuk selasela kelambu
(yang selalu kau marahi aku kala ia terlalu dini kubuka)
menciumi kulit telanjangmu, menelusuri tiap inci poripori
sampai aku cemburu karena takut cercah mengalahkan hangatku..
Ah apa itu siang kecuali lagilagi kita saling bergelayut pada ranting rindu
sambil menikmati sandar hidup yang tergurat tegas di sinar mata
tergelak pada cerita dan tiap detik lelucon dan kisah yang dirajut
tentang hari yang kita lewatkan tanpa kekasih jiwa disisi
dan sore...ia tak terlewatkan bukan?
karena senja adalah saat mentari bisa sedikit mengintip bulan
di relung cakrawala yang menciumi bumi dengan mesra
sambil kita bercanda pada ironi : mengapa ada jarak dan waktu...
dan semua yang indah tergambar harus pada akhirnya dijerat batas..
ah biar kita terlena di hangat ini
dan cerah..
hati..
No comments:
Post a Comment