Kehilangan sang ksatria
Justru di (hampir) akhir cerita
saat semua harusnya membuncah bahagia
.....Dan mengapa pedang kata katanya
justru mengabu jadi debu
saat ia bersimpuh dan membisikkan hati
bahwa ada satu rindu yang merasuk nurani
saat sang putri compangcamping tak disisi
Dan mengapa saat nyaman sang putri
yang digendong rembulan justru jadi sepi?
saat tak ada lagi desir halus bersembunyi
yang dulu selalu menjelma puisi
apa sang putri harus bersembunyi?
dan hilang sebentar ditelan embun pagi
sampai sang ksatria menyadari
(atau satu rasa itu timbul lagi)
bahwa hati, adakah misteri bisa sepenuhnya termiliki?
atau cuma jadi terbiasa di tiap lembar cerita
tak ada lagi kejutan, alur plot menjebak
dan penyihir yang tiba tiba menyeruak ditengah halaman
ah...
apa ini bosan?
apa ini kelam?
atau ini memang titik ternisbikan?
atau ada yang tersembunyikan?
katakata tak termakna setelah akan akhir cerita..
Adakah akan seperti ini kita?
No comments:
Post a Comment