Apa jika ujung ujungnya terlalu tajam dan menghunus belati ke tiap detak nadimu? ah kau yang membuat dirimu nangis sendiri, ah kau yang dengan bodohnya tenggelam pada sunyi.. berharap suatu hari semua luka tertutup bila terus tergarami. Sudah biar saja tersenguk tersayat tersesak sendiri toh katanya kau pantas dirajam ah takkah rasa kau masih berjiwa! Apa semua pahit bila redup tak terjamah dan makna jadi tak ada, tak usah saja sekalian pada keabadian terukir nama galaksi! Persetan dengan semua mitos dongeng happy ending, bagaimana bisa kesana jika jiwa tertatih luka?
Maaf...
Tapi persetan dengan bintang biru.
Atau pantulan bulan. Atau reaksi fusi mentari. Atau ledakan supernova. Atau membekunya energi. Persetan dengan semua rima manis dan kisah yang malah tragis. Persetan dengan keakuan, keengkauan dan kekitaan. Kau mulai tak percaya nadi ini ada untuk menghantar detak osilasi nyawa dan bukannya untuk didera. Ah bahkan kau tak tahu dari apa kau meyelamatkannya. Atau cuma menyemat lagi satu tanda mata? Maaf untuk memaki, hasrat ini redup. Sekhayal bintang biru sialan yang berputar diorbit semesta dan menandaknandak meminta jatah jadi jumawa, ah ia memang pusat semesta jadi mau apa?
Maaf...
Tapi persetan dengan bintang biru.
Atau pantulan bulan. Atau reaksi fusi mentari. Atau ledakan supernova. Atau membekunya energi. Persetan dengan semua rima manis dan kisah yang malah tragis. Persetan dengan keakuan, keengkauan dan kekitaan. Kau mulai tak percaya nadi ini ada untuk menghantar detak osilasi nyawa dan bukannya untuk didera. Ah bahkan kau tak tahu dari apa kau meyelamatkannya. Atau cuma menyemat lagi satu tanda mata? Maaf untuk memaki, hasrat ini redup. Sekhayal bintang biru sialan yang berputar diorbit semesta dan menandaknandak meminta jatah jadi jumawa, ah ia memang pusat semesta jadi mau apa?
Katamu,
Mau kamu, bintang biru..
Persetan dengan segala mau dan mimpi - toh nantinya cuma atom labil belaka saja, atau lebih buruk, dikira dusta?!?!?! Jadi sebaiknya diam saja, segel itu esensi kata dan tak usah bicara. Oh, lebih baik lagi, mengapa tidak membekap mata seperti gandhari, dan oh akhirnya melahirkan ribuan raksasa? Ah itu benci yang menggeliat atau rasa percaya gelap yang terkikis semua sebab chaotic entah apa. Jaid jangan lagi bilang mau bintang biru! Persetan semua itu!
Tetap saja....
Kau kata:
Mau bintang biru...
[sementara ia. bintang biru.tak ternyana]
*karakter bintang biru adalah copyright dari dicky.
1 comment:
iseng mampir baca ini,, dan tiba2 ko jadi sedih ya??:(
Post a Comment