Berpusing di satu mimpi warnawarni tentang gulagula pink dan belati. Ah biar semua kilat cahaya itu mendesing! biar baur semua batas nurani - aku senang sedih sendiri dengan candu kuhirup dalam dalam sampai rasanya mau mati.
[mungkin memang pantas tersakiti hingga nanti tersadari betapa lelah diri ini terus menerus memar dan berdarah]
"PLAK!"
Nona kecilku menamparku. Hingga hilang semua bintang dan bulan angkasaku yang berpilin ditengah asap memabukkan dimana aku menagis tertawa tersenyum merapal semua sendiri. Ah nona kecil jangan bangunkan aku, biar saja aku bodoh dan menistakan diri untuk sekedar sedetik mengecup wangi nektar abadi dari semu jemu asmara. Ah nona kecil biar aku membodohi diri sendiri hingga tak sadar betapa sering si belati menyayat nadi [atau aku mungkin sadar tapi tak mau tahu?] hingga tak lagi merasakan sesak yang memburu dan merengut nafas tiap kali satu keping sabar diri terinjak lagi [ ah bahkan aku akan diarak kelilingkota dan dirajam dengan hinaan - pembohong besar!] dan lagilagi menarik nafas dalam dan membiarkan satu bulir darah tertetes pelan dari sayap usang yang tercabuti. Cukuplah segala dongeng peri, memang kenapa kalau aku hanya ingin disayangi? Walau itu berarti lagilagi tersenyum menahan perih [sampai kapan mau begini, hardik si nona kecil yang terdengar samar mencuri paksa masuk mimpi] Ah aku yang jadi lupa rona merah di semangkuk ceri..
"PLAK!"
"PLAK!"
Nona kecil menamparku berkalikali malam ini...kala aku ngelangut menghancurkan diri di setiap hirup bulir candu bernama mimpi. ah memar biru menyadarkanku pelanpelan bahwa hati ini masih ada tanpa harus ikut menghitam...bahwa diri masih layak mencintai tanpa sakit menyakiti.. Ah kata nona kecil sayapku masih bisa hingga ujung bianglala. Ia percaya. Mengapa aku malah purapura sayap itu tak ada dan menggarami luka?
" Idiot! When will you wake up?!"
*Nona kecil...terimakasih untuk membangunkanku malam tadi*
"PLAK!"
"PLAK!"
Nona kecil menamparku berkalikali malam ini...kala aku ngelangut menghancurkan diri di setiap hirup bulir candu bernama mimpi. ah memar biru menyadarkanku pelanpelan bahwa hati ini masih ada tanpa harus ikut menghitam...bahwa diri masih layak mencintai tanpa sakit menyakiti.. Ah kata nona kecil sayapku masih bisa hingga ujung bianglala. Ia percaya. Mengapa aku malah purapura sayap itu tak ada dan menggarami luka?
" Idiot! When will you wake up?!"
*Nona kecil...terimakasih untuk membangunkanku malam tadi*
No comments:
Post a Comment