January 14, 2009
Peek-a-boo!
Ciluuk, ba!
peri kecilku, pejamkan mata
karena aku telah mencintaimu, bahkan di kehidupan sebelumnya
dengan semerah hati dan secerah diri, merentang tak ternyana
Ciluuk, ba!
putri cantikku, pejamkan mata
karena kadang rasa membuncah yang meronakan itu tak bisa dilihat
rasakan saja, seperti merah muda di pipi yang menghangat
satu kejutan untukmu
sebongkah hati penuh rindu
dilukis merah, sesegar darah di nadiku
yang terus mengalir, berdenyut dalam irama cinta
kurangkai besar besar seperti lentera yang tergantung di langit
kusimpul kuat, kuikat
dalam tautan kelindan indah hingga hati tak bisa lagi sakit
karena kukumpulkan
jumputan memori tawa dan senyuman sehingga tak ada ruang air mata
Satu hati, utuh untukmu.
tak terbagi, tak ternodai.
Satu hati
penuh cinta yang membeludak membanjiri nurani
Satu hati,
bersemi merah indah seperti asaku tak bertepi
satu hati,
rasakan dan kecap manisnya
saat kau nanti buka mata
ciluuk, ba!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment