maaf jika aku melukaimu..
tak pernah ingin hati, menyakiti
[karena tak ada yang kutahu lebih baik daripada tersakiti]
tapi jangan lagi kau terlelah,berurai airmata pilu
sakit...dan dirimu terluka dan sendu
[kau tak mengenalku. aku juga tak mengenalmu.]
Tapi
tolong, jangan lagi.....jangan lagi gemintangmu kau jambak
tak ingin hati kristal rapuhmu terluluh lantak..
tak ingin dirimu terserak..
[entah mengapa aku turut memujamu saat pertama menjejak]
Jadi jangan tusukkan lagi belati itu :
karena kelindan cerita ini samasekali bukan khilafmu
[bukan pula salahnya, atau salahku...]
hanya takdir aneh dan cupid tolol yang menembakkan panah cinta
ke hati siapapun sesukanya...
tapi bila
mencintainya berarti menusukkan pisau ke sayapmu
[lebih buruk lagi, ke raga dan hatimu, kar'na disitu tempat ksatria kita bertahta, bukan?]
menginginkannya berarti melanggar teritori semestamu
dan merindunya berarti mencabik satu terindahmu..
maka,
sang dewi...
tolong, dengan segenap hati..
maafkan aku...
yang lancang
mencintai
dan
tak bisa berhenti...
*cause a woman in me wont even dare or tend to unashamedly -insensitively hurt my own kind, not to mention a goddess like you..*
1 comment:
Tak pernah dan tak akan bisa aku membencinya seperti dia membenciku...
Karena Tuhan tidak pernah mengajarkanku tentang kebencian yang begitu muntab seperti yang dia lakukan kepadaku...
Post a Comment