Adakah novemberku
Dingin seiring salju di benua antah berantah setahun yang lalu?
Ah, tapi kau selalu menjadi matahariku
Dan aku berevolusi pada hangatmu
tanpa meragu, pusat semestaku
Adakah novemberku
Hujan seiring mega yang akhir akhir ini begitu mencintai horizon kita?
Ah tapi pada rintiknya kita ikut mendendang nada
dan pada merdu derasnya kita diam diam berdansa
meradanglah dingin karena ia tak bisa menyelinap di hangat tautan kita
Ah adakah November ini, sekali lagi
Angin menghembusmu pergi, sekali lagi
Pada dingin nun jauh disana?
Ssst, jangan takut, kecupmu.
Pada separuh purnama, kau harus bekelana
Dan kita, menutup November berselimut harap
Di rentang pembeda kala pagiku menjadi malam mu
Sst jangan takut, katamu
“ Aku akan selalu kembali pulang ke pelukan”
Ah, adakah novemberku?
Yang tak sabar merengkuh dingin desember
Kala sayapmu sekali lagi hinggap di hati
No comments:
Post a Comment