Pedih membadai di kepalaku, entah mengapa satu percik impulse menguap membentuk awan dan jadi hujan. Tapi seperti halnya siklus tirta, takkan lama hujan mengalir dan kala sapamu ada, kala adamu nyata, hujan merinai ke sungai, yang mencinta mendamba tanpa surut, yang mengalir memberi..
Terjalin terunut kita ke urat nadi rasa, dimana akan selalu kau temukan aku dan kutemukan kamu, terjalin terunut terengkuh dalam simpuh. Dan kolase rasa: cinta senang sedih pedih lelah gembira benci ingin keluh kesah membuncah..dan kita akan selalu bisa pulang ke rumah..
Rintik menitik di jendela pagi yang menyapa, adakah kau masih lelap diujung dahan sana? Menggelayut kantuk di mataku, ah pagi memang menutup hari. Semoga bayu bertiup sejukkan nurani, hantarkan kecup untuk belahan hati..
No comments:
Post a Comment