Si gadis kecil
menangis sesengukan
pada malam
dan rembulan yang kebanyakan minum
bersinar ogah ogahan
Seperti sosok menakutkan dari masa lalu
tangan monster yang keluar dari kolong tempat tidur
bayangan yang pelan berarak
ia takut,
pada nafasnya yang terengah dan berbau arak
bersalah,
pada tiap luka dan lebam biru
memojokkan
tak berharga?
Teror yang merangkak pelan,menjalari
luka sejuta perih dibakar api
tak tahu bagaimana ia bisa menyesalinya
Si gadis kecil
memanjat jendela
ingin berlari ke ladang jagung
diam diam sembunyi
dan berharap dunia tuli
isak diamnya, semoga tak terbaca
tak perlu gema langkah beratnya yang menuruni tangga
membakar semua sendi sadarnya
meremukkan detak, seperti semua yang terengut
Si gadis kecil
berlari terengah menuju tebing
Tahu,sang teror berteriak mencari, memburu
matanya basah, hujan malam malam
berlari, berdoa kakinya tak mengkhianati
tak ingin kembali,
Si gadis kecil
kalut, berlutut dan berdoa
sayap dihatinya yang telah dihitamkan
dan dikoyak berkali kali
masih bisa terbang
atau angin akan meolak
kalau ia ingin hilang?
Si gadis kecil
memilih untuk menghilang
sudah, hitam
sekalian saja mengelam...
[keesokannya, dibawah lembah ia terbaring.tersenyum kelam,seperih tetes darah hitam di ujung bibir kecilnya]
No comments:
Post a Comment