pada bias mentari di kaca jendela
dan lalu lintas yang bersliweran,
aku mengecap rasa rindu, sekali lagi,
pada letih yang tak pernah terasa karena gembira
dan gelak tawa yang terabadikan
aku mengecap rasa rindu, sekali lagi
pada sepi yang tak pernah sama tanpamu
dan bisu dinding kamar yang bosan melulu
aku mengecap rasa rindu, lagi lagi..
[Kunikmati berkhayal tentangmu dan rasa yang kau tumbuhkan di diri
seiring aku menggerusi hari, berharap waktu belari lebih cepat lagi..]
pada udara yang berbau wangi vanila,
kukira aku akan terbiasa,
ah aku,
mengecap rasa rindu, sekali lagi.
M, aku kangen kamu. Tak sabar menunggu rabu malam, tak sabar menyatukan genggam lagi, belahan hati :)
dan lalu lintas yang bersliweran,
aku mengecap rasa rindu, sekali lagi,
pada letih yang tak pernah terasa karena gembira
dan gelak tawa yang terabadikan
aku mengecap rasa rindu, sekali lagi
pada sepi yang tak pernah sama tanpamu
dan bisu dinding kamar yang bosan melulu
aku mengecap rasa rindu, lagi lagi..
[Kunikmati berkhayal tentangmu dan rasa yang kau tumbuhkan di diri
seiring aku menggerusi hari, berharap waktu belari lebih cepat lagi..]
pada udara yang berbau wangi vanila,
kukira aku akan terbiasa,
ah aku,
mengecap rasa rindu, sekali lagi.
M, aku kangen kamu. Tak sabar menunggu rabu malam, tak sabar menyatukan genggam lagi, belahan hati :)
No comments:
Post a Comment